Minggu, 25 Desember 2011

Untuk Apa Merayakan Tahun Baru Masehi

Tidak di dunia nyata juga di dunia maya, semua sudah ancang-ancang merencanakan tentang tahun baru, dimana, denagn siapa akan merayakan pergantian tahun ini. Perayaan yang hanya ada satu kali dalam setahun, semua telah mengatur rencana tentang detik-detik itu, dimana biasanya manusia pada malam itu rela tak tidur demi menunggu jam 00, apa istimewanya malam tahun baru denagn malam-malam yang lain, penulis kira tak ada yang istimewa, malah terlihat ada pemborosan waktu dengan begadang, kalaupun tak begadang mungkin tidur lewat dari tengah malam alhasil, bisa terlambat shalat subuh bahkan tak shalah, nauzubillahi min zalik.

Tidak sedikit Umat Islam yang terjebak dalam sebuah amal yang dia tidak mengetahui akan hal tersebut. Moga kita senantiasa diberi hidayah oleh Allah untuk senantiasa hidup sesuai dengan aturan-Nya yang sangat bermanfaat di dunia dan akhirat.

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.


Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan ‘Ied (Perayaan) yang Haram

Perlu diketahui bahwa perayaan (’ied) kaum muslimin ada dua yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan
“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.’”

Namun setelah itu muncul berbagai perayaan (’ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan yang penulis maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan yang lebih baik yang Allah ganti. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.

Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’, komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, “Yang disebut ‘ied atau hari perayaan secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal:

1. Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
2. Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
3. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah ataupun non ibadah.

Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:

1. Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala, atau
2. Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bid’ah yang terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah bagian dari agama maka amal tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena menyerupai perayaan orang kafir.
Semoga saja kita bersikap biasa-biasa saja dalam pergantian tahun ini, tak merayakan yang bukan punya kita.....

Wallahu A`lam
Wassalamualaikm.

Kamis, 22 Desember 2011

Ini Bukan Masalah Siapa atau Apa??

Roda kehidupan terus berputar, yang tergilas tetaplah tegar, karena suatu saat nanti engkau akan belajar dari sebuah keterjatuhan untuk bangkit, dan bagi engkau yang tengah bertengger gembira di atas roda perjalanan ini, ingatlah roda-roda itu tak sanggup menemanimu selamanya.

Aku tak punya banyak cerita untuk hidup ini, tapi aku punya sedikit pesan yang ingin disampaikan untuk hidup ini..
Esok jika engkau tak lagi disisi keluargamu, ketahuilah ..bahwa dunia ini tak selembut belai seorang ibu yang pernah engkau rasa, tak sehangat keluarga yang pernah engkau punya.

Tapi yakinlah ..jika engkau menjaga-Nya dihatimu maka Dia akan menjagamu juga dalam perlindungan Maha Kuat. Jika engkau mencintai-Nya maka Dia akan membuat makhluk-Nya mencintaimu juga.

Esok jika engkau tak lagi disisi sahabat-sahabat terbaikmu, ketahuilah ..ada beragam orang yang akan engkau temui dan mereka punya sisi indah sendiri yang bisa engkau ambil hikmahnya. Jangan jauhi mereka karena kekasarannya karena ketika itu engkau akan belajar untuk kuat.

Jangan jauhi mereka karena kelemahannya karena ketika itu engkau akan belajar untuk lembut. Jangan jauhi mereka karena kuasanya karena ketika itu engkau akan belajar untuk bijak, dan jangan jauhi mereka karena ketidak berdayaannya karena ketika itu engkau akan belajar untuk bangkit.

Kawan..jadilah pembelajar sejati yang menjadikan ayat-Nya sebagai tanda. Engkau tak harus duduk dibelakang meja untuk belajar banyak hal karena kebanyakan hal yang harus engkau pelajari sudah disediakan-Nya disekitarmu. Jika esok engkau berkenalan dengan pencopet maka belajarlah untuk bergerak lincah.

Jika esok engkau berkenalan dengan maling maka belajarlah tepat waktu. Jika esok engkau berkenalan dengan koruptor maka belajarlah tentang taktik dan loby. Jika esok engkau berkenalan dengan teroris maka belajarlah untuk teliti dan hati-hati. Jika esok engkau berkenalan dengan pandagang besi maka belajarlah untuk tekun.

Jika esok engkau berkenalan dengan prajurit-Nya maka belajarlah untuk istiqomah. itulah hidup, selalu indah jika engkau bisa menemukan sudut terbaik untuk kau menatap.. dan ketahuilah bahwa Rabb adalah ‘pendidik’ Maha Pintar yang bisa menjawab semua tanyamu, semua ragumu dan semua rasa ingin tahumu.

Percayalah …Dia menjadikan semua itu sebagai media pembelajaran- sebagai alat untukmu belajar memilah bahwa dari satu rutinitas ada hal yang Dia sukai dan hal yang Dia benci..jadi ambilah apa yang Dia ingin untuk kau pelajari dan tinggalkan apa yang tidak Dia sukai. Ingatlah bahwa Dia tidak menciptakanmu kecuali untuk menyembah-Nya..

Catata akhir pakan yang penuh makna.
Salam Ukhua
PUTRA SIMANDOLAK YANG BERCITA-CITA MASUK SURGA